Sinopsis
Film Masam-masam Manis oleh P. Ramlee
Kisah ini dimulai saat seorang
wanita bernama Rosnah sedang menunggu seorang temannya di sebuah stasiun kota
di Kuala Lumpur. Tidak lama kemudian tibalah kereta api di stasiun tersebut dan
keluarlah seorang wanita cantik yang bernama Nurkiyah, dia adalah seseorang
yang ditunggu oleh Rosna. Nurkiyah pergi ke Kuala Lumpur karena ingin menjadi
seorang penari, berkat bantuan dari Rosna akhirnya ia tinggal di sebuah kamar
sewa milik Mak Minah. Nurkiyah mendapat kamar yang bersebelahan dengan kamar
seorang Guru, yang ketika malam hari berprofesi sebagai penyanyi dan pemain
alat musik di suatu kelab malam terkenal di Kuala Lumpur. Guru itu bernama
Saari.
Pada hari pertama Nurkiyah
tinggal di kamar sewa barunya, dia sudah bertengkar dengan tetangga kamarnya,
Saari. Mereka bertengkar karena Saari merasa terganggu akibat kebisingan yang
ditimbulkan oleh Nurkiyah dan Sari. Pada saat itu Saari yang sedang lelah karena
baru saja pulang dari kelab malam tempat ia bekerja menjadi marah dan langsung
melemparkan sebuah bingkai foto kearah kamar Nurkiyah melewati celah atas
kamar. Nurkiyah tidak tinggal diam, dia pun membalas perbuatan Saari dengan
melempar kembali bingkai foto itu kearah kamar Saari, Saari pun berlaku
sebaliknya. Sampai akhirnya Nurkiyah merasa sangat geram dan dia melemparkan
bingkai foto dengan sangat kuat kearah kamar Saari, alhasil bukannya mengenai
Saari malah mengenai tetangga sebelah kamar Saari. Hal ini membuat suasana
kamar sewa milik Mak Minah menjadi kisruh.
Keesokan paginya tiba-tiba jam
dering milik Saari berbunyi, ini membuat Nurkiyah yang sedang tidur merasa
terganggu. Tanpa berfikir panjang akhirnya Nurkiyah melempar sandalnya kearah
kamar Saari. Saari yang mempunyai sifat jahil mengembalikan sandal itu dengan
kondisi terpotong. Saari yang berprofesi sebagai guru pergi mengajar dengan
kondisi mengantuk. Pada saat mengajar, Saari kedapatan sedang tertidur oleh
kepala sekolah. Saari pun dipanggil ke ruang kepala sekolah untuk dinasehati.
Kepala sekolah meminta Saari untuk memilih pekerjaannya sebagai guru atau
bekerja di kelab malam. Karena kecintaan Saari terhadap profesinya sebagai guru
akhirnya ia memilih untuk meninggalkan pekerjaan kelab malamnya agar tidak lagi
mengantuk pada saat mengajar.
Sementara itu, Nurkiyah yang
ingin pergi ke kebun binatang dengan menggunakan Bus angkutan umum menjadi
sasaran seorang pencopet. Tidak disangka ternyata Saari juga menaiki bus yang
sama. Saari melihat saat pencopet itu
mencoba mengambil dompet milik Nurkiyah, dengan cepat Saari langsung menghadang
pencopet tersebut dan berhasil mengembalikan dompet itu pada Nurkiyah. Bermula
dari kejadian inilah muncul rasa suka antara Saari dan Nurkiyah tanpa mengetahui
jika mereka adalah tetangga kamar yang bermusuhan di kamar sewa milik Mak
Minah.
Pada keesokan harinya Saari
berangkat mengajar dengan penuh semangat, tulisan di lemari yang awalnya ”Bujang”
telah berubah menjadi “dah ada kawan”. Saari sudah tidak mengantuk lagi saat
mengajar karena ia telah berhenti bekerja di kelab malam, tiba-tiba kepala
sekolah masuk keruang kelas dan memberitahu Saari bahwa setelah jam mengajar
selesai akan diadakan rapat dewan guru. Karena Saari telah mempunyai janji
dengan Nurkiyah untuk bertemu di taman, akhirnya Saari memutar akal dan
pura-pura sakit perut agar diijinkan untuk tidak mengikuti rapat. Akhirnya
Saari diperbolehkan untuk pulang.
Setelah diperbolehkan untuk
pulang, Saari langsung bergegas pergi ke taman untuk menemui Nurkiyah. Saari
menceritakan mengenai profesinya sebagai guru, sedangkan Nurkiyah tidak
mengatakan bahwa dirinya adalah seorang penari melainkan ia mengaku bahwa ia
adalah seorang guru masak. Singkat cerita akhirnya mereka berdua pulang
bersama-sama menggunakan taksi dan saling merahasiakan tempat tinggal mereka.
Karena itulah mereka saling tidak mengetahui bahwa sebenarnya mereka sama-sama
tinggal di kamar sewa milik Mak Minah sekaligus tempat tiap harinya mereka
selalu bertengkar.
Well, sinopsis
ini merupakan tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia saya di semester 6 dulu,
tugasnya adalah kami harus menceritakan kembali film yang kami tonton. Cerita
ini tidak sampai habis karena memang kami tidak menontonnya sampai habis.
Baik, kita lanjutkan dengan tahap
perkenalan dengan beliau..
“Kalian sudah pernah mendengar
nama P Ramlee sebelumnya?”
Mungkin
bagi kita yang berada di Indonesia, nama P Ramlee bukan termasuk nama yang
akrab didengar. Namun untuk Malaysia, Brunei dan Singapura beliau adalah sosok Legenda
di dunia entertain.
“Kamu tahu kenapa?”
P Ramlee merupakan singkatan dari
Puteh Ramlee, nama panggung yang beliau gunakan. Beliau memiliki nama asli
Teuku Zakaria bin Teuku Nyak Puteh. Ya, beliau memang keturunan asli Aceh,
tempat dimana aku dilahirkan. Lahir di Pulau Pinang, 22 Maret 1929. Ayahnya
berasal dari lhokseumawe (Aceh) yang berprofesi sebagai pelaut menikah dengan
ibunya, Che Mah Hussein. Wanita kelahiran Butterworth Malaysia. Sejak lahir
memang beliau sudah tinggal di Malaysia.
Jika ditanya
apa sebenarnya bidang entertain yang ia geluti, kita tidak akan pernah
mendapatkan satu jawaban. Dialah Aktor, dialah Komedian, dialah Penyanyi,
dialah Seniman, dialah Sutradara. Lebih kurang kita bisa menyebutnya “serba
bisa”.
Film
pertama yang ia bintangi berjudul Chinta (1948), kesuksesannya di dunia
entertain terus berlanjut. tak heran beliau sempat dijuluki Charlie Chaplin nya
Asia. Bintang Hollywood di zaman layar
hitam putih dulu. Namun sayang, di penghujung umurnya beliau mendapat
cobaan luar biasa. Beliau mendapat penolakan besar-besaran dan film yang dibuat
tidak laku. Beliau meninggal dunia pada tanggal 29 Mei 1973 (44 tahun). Untuk
mengenang jasadnya , Yang Dipertuan Agung Malaysia memberikan penghargaan
Bintang Kebesaran Darjah Panglima Setia Mahkota pada tahun 1990 dan menambahkan
gelar Tan Sri pada nama beliau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar