Selasa, 30 Desember 2014

Mengenal Seniman Legenda Malaysia asal Aceh, P Ramlee

Sinopsis Film Masam-masam Manis oleh P. Ramlee

            Kisah ini dimulai saat seorang wanita bernama Rosnah sedang menunggu seorang temannya di sebuah stasiun kota di Kuala Lumpur. Tidak lama kemudian tibalah kereta api di stasiun tersebut dan keluarlah seorang wanita cantik yang bernama Nurkiyah, dia adalah seseorang yang ditunggu oleh Rosna. Nurkiyah pergi ke Kuala Lumpur karena ingin menjadi seorang penari, berkat bantuan dari Rosna akhirnya ia tinggal di sebuah kamar sewa milik Mak Minah. Nurkiyah mendapat kamar yang bersebelahan dengan kamar seorang Guru, yang ketika malam hari berprofesi sebagai penyanyi dan pemain alat musik di suatu kelab malam terkenal di Kuala Lumpur. Guru itu bernama Saari.

          Pada hari pertama Nurkiyah tinggal di kamar sewa barunya, dia sudah bertengkar dengan tetangga kamarnya, Saari. Mereka bertengkar karena Saari merasa terganggu akibat kebisingan yang ditimbulkan oleh Nurkiyah dan Sari. Pada saat itu Saari yang sedang lelah karena baru saja pulang dari kelab malam tempat ia bekerja menjadi marah dan langsung melemparkan sebuah bingkai foto kearah kamar Nurkiyah melewati celah atas kamar. Nurkiyah tidak tinggal diam, dia pun membalas perbuatan Saari dengan melempar kembali bingkai foto itu kearah kamar Saari, Saari pun berlaku sebaliknya. Sampai akhirnya Nurkiyah merasa sangat geram dan dia melemparkan bingkai foto dengan sangat kuat kearah kamar Saari, alhasil bukannya mengenai Saari malah mengenai tetangga sebelah kamar Saari. Hal ini membuat suasana kamar sewa milik Mak Minah menjadi kisruh.

        Keesokan paginya tiba-tiba jam dering milik Saari berbunyi, ini membuat Nurkiyah yang sedang tidur merasa terganggu. Tanpa berfikir panjang akhirnya Nurkiyah melempar sandalnya kearah kamar Saari. Saari yang mempunyai sifat jahil mengembalikan sandal itu dengan kondisi terpotong. Saari yang berprofesi sebagai guru pergi mengajar dengan kondisi mengantuk. Pada saat mengajar, Saari kedapatan sedang tertidur oleh kepala sekolah. Saari pun dipanggil ke ruang kepala sekolah untuk dinasehati. Kepala sekolah meminta Saari untuk memilih pekerjaannya sebagai guru atau bekerja di kelab malam. Karena kecintaan Saari terhadap profesinya sebagai guru akhirnya ia memilih untuk meninggalkan pekerjaan kelab malamnya agar tidak lagi mengantuk pada saat mengajar.

        Sementara itu, Nurkiyah yang ingin pergi ke kebun binatang dengan menggunakan Bus angkutan umum menjadi sasaran seorang pencopet. Tidak disangka ternyata Saari juga menaiki bus yang sama.  Saari melihat saat pencopet itu mencoba mengambil dompet milik Nurkiyah, dengan cepat Saari langsung menghadang pencopet tersebut dan berhasil mengembalikan dompet itu pada Nurkiyah. Bermula dari kejadian inilah muncul rasa suka antara Saari dan Nurkiyah tanpa mengetahui jika mereka adalah tetangga kamar yang bermusuhan di kamar sewa milik Mak Minah.
Pada keesokan harinya Saari berangkat mengajar dengan penuh semangat, tulisan di lemari yang awalnya ”Bujang” telah berubah menjadi “dah ada kawan”. Saari sudah tidak mengantuk lagi saat mengajar karena ia telah berhenti bekerja di kelab malam, tiba-tiba kepala sekolah masuk keruang kelas dan memberitahu Saari bahwa setelah jam mengajar selesai akan diadakan rapat dewan guru. Karena Saari telah mempunyai janji dengan Nurkiyah untuk bertemu di taman, akhirnya Saari memutar akal dan pura-pura sakit perut agar diijinkan untuk tidak mengikuti rapat. Akhirnya Saari diperbolehkan untuk pulang.
          Setelah diperbolehkan untuk pulang, Saari langsung bergegas pergi ke taman untuk menemui Nurkiyah. Saari menceritakan mengenai profesinya sebagai guru, sedangkan Nurkiyah tidak mengatakan bahwa dirinya adalah seorang penari melainkan ia mengaku bahwa ia adalah seorang guru masak. Singkat cerita akhirnya mereka berdua pulang bersama-sama menggunakan taksi dan saling merahasiakan tempat tinggal mereka. Karena itulah mereka saling tidak mengetahui bahwa sebenarnya mereka sama-sama tinggal di kamar sewa milik Mak Minah sekaligus tempat tiap harinya mereka selalu bertengkar.

        Well, sinopsis ini merupakan tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia saya di semester 6 dulu, tugasnya adalah kami harus menceritakan kembali film yang kami tonton. Cerita ini tidak sampai habis karena memang kami tidak menontonnya sampai habis.
            Baik, kita lanjutkan dengan tahap perkenalan dengan beliau..

“Kalian sudah pernah mendengar nama P Ramlee sebelumnya?”

        Mungkin bagi kita yang berada di Indonesia, nama P Ramlee bukan termasuk nama yang akrab didengar. Namun untuk Malaysia, Brunei dan Singapura beliau adalah sosok Legenda di dunia entertain.

Kamu tahu kenapa?”

            P Ramlee merupakan singkatan dari Puteh Ramlee, nama panggung yang beliau gunakan. Beliau memiliki nama asli Teuku Zakaria bin Teuku Nyak Puteh. Ya, beliau memang keturunan asli Aceh, tempat dimana aku dilahirkan. Lahir di Pulau Pinang, 22 Maret 1929. Ayahnya berasal dari lhokseumawe (Aceh) yang berprofesi sebagai pelaut menikah dengan ibunya, Che Mah Hussein. Wanita kelahiran Butterworth Malaysia. Sejak lahir memang beliau sudah tinggal di Malaysia.
Jika ditanya apa sebenarnya bidang entertain yang ia geluti, kita tidak akan pernah mendapatkan satu jawaban. Dialah Aktor, dialah Komedian, dialah Penyanyi, dialah Seniman, dialah Sutradara. Lebih kurang kita bisa menyebutnya “serba bisa”.


          Film pertama yang ia bintangi berjudul Chinta (1948), kesuksesannya di dunia entertain terus berlanjut. tak heran beliau sempat dijuluki Charlie Chaplin nya Asia. Bintang Hollywood di zaman layar  hitam putih dulu. Namun sayang, di penghujung umurnya beliau mendapat cobaan luar biasa. Beliau mendapat penolakan besar-besaran dan film yang dibuat tidak laku. Beliau meninggal dunia pada tanggal 29 Mei 1973 (44 tahun). Untuk mengenang jasadnya , Yang Dipertuan Agung Malaysia memberikan penghargaan Bintang Kebesaran Darjah Panglima Setia Mahkota pada tahun 1990 dan menambahkan gelar Tan Sri pada nama beliau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar